Kamis, 29 November 2012


Kemenparekraf dan Kemenkes Kembangkan Wisata Kesehatan dan Kebugaran

Sumber : Tribunnews.com - Jumat, 30 November 2012 02:17 WIB

Kemenparekraf dan Kemenkes Kembangkan Wisata Kesehatan dan Kebugaran
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia, Wiryanti Sukamdani mendatangi stan makanan asli Jakarta pada pembukaan Pameran Wisata dan Industri Kecil yang bertemakan Ekonomi Kreatif dan Green di Kompleks Mall Artha Gading, Jakarta Utara, Sabtu (22/9/2012). Pameran ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif (Kemenparekraf) terhadap kegiatan promosi wisata Indonesia. (Tribun Jakarta/Jeprima) 

Goess'88 Garut - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengembangkan wisata kesehatan dan kebugaran.

Apalagi, dinilai pengembangan wisata kesehatan di Indonesia memiliki potensi yang besar. Hal ini mengingat lokasi dan keunggulan Indonesia untuk menarik wisata kesehatan, dan mengingat juga jumlah orang Indonesia yang ke luar negeri untuk menjalankan perawatan kesehatan.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenparekraf I Gusti Ngurah Putra mengungkapkan, salah satu estimasi memperkirakan bahwa ada sekitar 600.000 orang Indonesia yang melakukan pengobatan di luar negeri dengan nilai pengeluaran sekitar 1,4 miliar dolar AS.  
Sebagai perbandingan negara seperti Thailand yang relatif berhasil mengembangkan wisata kesehatan, dapat memperoleh devisa 3,2 miliar dolar AS pada tahun 2011.
"Ternyata secara umum mencari perawatan yang lebih murah bukan alasan utama. Justru yang diperlukan adalah peningkatan standar dari rumah sakit maupun SDMnya termasuk dari aspek pelayanan.  Rumah sakit dan pengetahuan dokter dan perawat yang dianggap “baik” termasuk penggunaan teknologi yang muktahir, perawatan yang lebih baik dan yang tidak kalah pentingnya adalah memberi pelayanan yang baik dan cepat," kata I Gusti Ngurah Putra, dalam siaran persnya, Kamis (29/11/2012).
I Gusti menjelaskan dengan ketersediaan sumber daya yang bersertifikasi internasional, peralatan medis terkini, sertifikasi dari lembaga internasional seperti Hospital Quality Improvement Accreditation (HA) dan Joint Committee International Accreditation (JCIA) dapat diperoleh.
Sedangkan kearifan lokal Indonesia yang kaya dan mendasari dikenalnya spa dan hal tersebut berarti pariwisata kebugaran mempunyai potensi menjadi produk unggulan khas Indonesia yang bisa bersaing di pasar global.  
"Kearifan lokal kita yang demikian kaya dan beranekaragam perlu kita angkat ke taraf evidence dan science based dan dilindungi, sehingga spa kebugaran Indonesia dapat berkompetisi secara global dan berkesinambungan di masa yang akan datang," katanya.
Dengan menyadari potensi tersebut, kata dia, di sela-sela "International Health Tourism Conference 2012", Kemenparekraf bersama dengan Kemenkes telah sepakat untuk berkoordinasi dan menyusun program kerja yang dimulai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman tentang Wisata Kesehatan (Health Tourism)

Jumat, 16 November 2012


Belasan Imigran Gelap di Garut Kabur

Goess'88 :  Sebanyak 15 imigran gelap asal Irak berhasil kabur dari tempat penampungan, Jumat (16/11). Mereka sehari sebelumnya ditangkap polisi di perairan laut Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Dari 35 orang yang kami amankan sekarang tersisa 20 orang yang masih berada di penampungan," kata Kepala Satuan Polisi Air, Polres Garut, AKP Asep Suherli di Garut, Jumat.

Para imigran gelap tersebut sebelumnya ditampung di masjid Pantai Santolo untuk menjalani pemeriksaan oleh polisi sekaligus dilakukan pengawasan. Polisi telah menyediakan tempat penampungan sementara di hotel, tetapi para imigran gelap itu enggan menempatinya dan memilih berkumpul di masjid.

Menurut Asep, keinginan imigran tinggal di masjid ternyata bagian dari rencana untuk mudah melarikan diri keluar dari kawasan Pantai Santolo. "Kami sudah siapkan hotel agar mudah mengawasi mereka, tapi mereka tidak mau, maunya di masjid, jadi membuat kami sulit untuk mengawasinya," kata Asep.

Ia menduga, imigran yang berhasil melarikan diri dibantu oleh pihak yang tergiur oleh janji imbalan uang yang akan diberikan jika bisa membawa keluar dari penampungan.

Dugaan itu, lanjut Asep, karena sebelumnya imigran pernah menawarkan memberikan uang kepada masyarakat jika bisa membawa pergi ke Jakarta. "Tujuan mereka kembali ke Jakarta. Kemungkinan mereka (imigran melarikan diri) ada yang membantu, karena saya yakin mereka itu tidak ada yang tahu jalan," katanya.

Sementara itu, imigran yang tersisa di penampungan Pantai Santolo, sebelumnya sempat melarikan diri, namun berhasil ditangkap kembali oleh polisi.

Selanjutnya imigran yang tersisa menunggu dijemput oleh pihak kantor Imigrasi dan International Organization for Migration (IOM) yang menangani masalah imigran gelap. "Imigran yang masih berada di penampungan akan kita serah terimakan ke pihak keimigrasian untuk di proses lebih lanjut," kata Asep.

Lex Laksamana, Bagi Dede Yusuf Sebagai “Navigator” 
Added by Gosip Garut on 16/11/2012.

Nama Lex Laksamana, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat, menjadi melambung jelang terselenggaranya Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur (Pilgub) Jabar 2013. Pasalnya, birokrat sejati dan seorang professional ini menjadi pendamping Dede Yusuf dalam Pilgub nanti. Kolobarasi keduanya untuk menjadi calon gubernur dan wakilnya, diikat dengan sebuah nama “Delman”, sebuah kependekan dari nama Dede Yusuf dan Lex Laksamana.

Di mata Dede Yusuf, Lex Laksamana akan menjadi wakil gubernur yang selalu mengingatkan dirinya. Dede mengibaratkan Lex sebagai “navigator” apabila mereka menang dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013-2018. “Pak Lex akan menjadi navigator saya di samping. Artinya, setiap saat bisa tegas dan bisa memberikan arahan pada saya,” kata Dede Yusuf kepada wartawan.

Aktor kawakan tanah air ini mencontohkan aksi naik angkutan kota bersama Lex Laksamana saat hendak mendaftar ke KPUD, adalah wujud kebersamaan mereka. Artinya, mereka siap bekerjasama dalam membangun Jawa Barat. “Banyak yang bertanya, kenapa naik angkot karena kami sama-sama ingin bekerja. Dan sopir tanpa navigator nggak bisa jalan, begitupun navigator tanpa sopir juga nggak bisa. Makanya kita harus bekerja sama,” katanya.

Baju pakaian dinas lapangan berwarna putih yang dikenakan Dede Yusuf dan Lex Laksamana saat mendaftar, menurut Dede Yusuf, merupakan bukti keduanya siap bekerja tanpa pamrih seperti para relawan.

Sementara itu, Lex menyatakan, alasan dirinya menerima pinangan Yusuf Macan Effendi atau Dede Yusuf untuk berlaga di Pilgub Jawa Barat 2013, karena ingin mengabdi kepada masyarakat Jawa Barat. “Saya berangkat dari abdi masyarakat, abdi negara, kapan dan di mana pun harus mengabdi. Dasarnya mengabdi,” kata Lex.

Lex yang merupakan calon wakil gubernur ini melangkah di Pilgub Jawa Barat dengan dukungan dari Partai Demokrat, Partai Gerindra, PAN dan PKB. (Ant/FJ)